Alengka Jiwa

01 September 2006

Mari Kita Lihat

“Sahabat…,marilah kita jeda sebentar untuk sekedar melihat sekeliling kita”.

Yang pertama mari kita dekati seekor kucing,kucing adalah jenis binatang peliharaan yang dekat dengan manusia,dia tahu adat istiadat manusia,sopan santun manusia,apa yang menimbulkan kebencian dan kesenangan manusia.Semuanya dipelajari dengan sempurna,”Buku petunjuk untuk bergaul bersama manusia” dia punya buku ini dan hafal diluar kepala.
…Kita mulai dari cara kucing buang hajat,setelah selesai dia tdk buru-buru pergi,tetapi terlebih dahulu ditimbuni dengan tanah yg terdapat disekitarnya,cukupkah dengan sekali timbun? Tidak! Dia ulangi dan dia pasang daya penciumannya setajam-tajamnya ditimbun lagi…sampai tdk berbau sama sekali,baru dia tinggalkan tempat tadi.
Atau kalau kita kebetulan lengah meletakan makanan diatas meja makan,lalu dieurinya! Kalau kita melihat membelalakan mata, seketika itu dia mundur dengan penuh rasa takut dan malu, kalau kita pukul, dia rela! Maka ditundukan kepalanya dengan patuh, rasa malunya tergambar jelas diraut mukanya sambil menyesali perbuatannya. Apakah binatang ini sdh mengetahui tata tertib dan peraturan? Darimanakah dia belajar semua itu?

Mari kita beralih ke onta binatang khas padang pasir, tegap, gagah, gigih dan tahan derita. Ditilik dari bentuknya yang demikian, maka sebesar itu pulalah rasa malunya. Untuk melakukan hubungan dengan betinanya terlebih dahulu dia meneliti keadaan tempat sekelilingnya, kalau masih diragukan ada sepasang mata yang mengintipnya, maka niatnya ditangguhkan sampai dia yakin betul-betul, bahwa tiada mata yang melihatnya,… Pantas kalau kita juluki “ Si Raksasa Pemalu “.

Kita beralih ke “pembuat madu”.
Kelompok lebah ini mamahami benar “undang-undang pemilihan”, setiap kelompok lebah memerlukan adanya “kepala kelompok”, dan kepala ini harus dipilih bersama dan disepakati bersama maka tampilah calon-calon kuat diantara mereka untuk menduduki jabatan tersebut. Pemilihanpun dimulai…,setelah dicapai dengan suara bulat, maka kepala inipun didudukan diatas “kursi kepemimpinan” dan anggota kelompok yang lainnya dengan rela menjadi “pekerja-pekerja” yang giat dibidangnya masing-masing.
Darimana kelompok lebah itu mengetahui UUD Pemerintahan?
Untuk “sang kepala” ada petugas tersendiri yang harus menyediakan makanan khusus yang bergizi dan berkalori,yang lezat-lezat makanan pilihan disesuaikan dengan kedudukan “kepada pemimpin”.
Dan bila terjadi gangguan, dari lalat misalnya, maka semua pekerja beralih tugasnya dari “pekerja” menjadi “prajurit”, setiap gangguan diusir bersama, bila perlu semua menjadi “barisan berani mati” demi utuhnya persatuan.”Si kecil yang demokratis dan berjiwa pahlawan". Siapakah yang mengajarkan keberanian itu?

Sahabat...,masih banyak lagi dari berbagai tingkah polah binatang dan tumbuhan yang bisa kita ambil pelajaran.
Binatang yang lemah tahu akan kebijaksanaan,punya rasa harga diri,tahu tata tertib memilih kepala, berpolitik dan berbudi pekerti.

"Siapakah yang mengajarkan kesemuanya ini?"


Warnasari,31-08-06,19:27

Baca Dari buku Mustafa Mahmoud